Berbekal beberapa kali diamanahi sebagai pembimbing dalam menyusun karya tulis ilmiah maupun diminta mereview karya mahasiswa dengan topik seputar Covid-19, penulis sempat berpikir jika setiap institusi berlomba-lomba meramu gagasan dan melakukan penelitian terkait persoalan saat ini, pasti sangatlah produktif dan kontributif sekali. Angan-angan tersebut kembali menguat ketika bulan lalu penulis diminta menjadi juri pada kegiatan lomba karya tulis ilmiah nasional yang diadakan oleh Ikatan Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (IMATELKI) Jawa Timur dan juga menyeleksi proposal program kretivitas mahasiswa (PKM) di Poltekes Surabaya. Penulis pun cukup terperangah dengan karya anak-anak muda saat ini yang luar biasa.
Mengingat persoalan pandemi Covid-19 telah menimbulkan dampak pada segala lini kehidupan, peran mahasiswa tidak luput menjadi pusat perhatian. Mereka diharapkan mampu menjadi agen kebangkitan berbagai sektor yang telah dihantam oleh badai krisis pandemi Covid-19. Tentunya ini menjadi sebuah tantangan yang cukup challenging bagi kaum generasi muda. Peran agen perubahan tersebut salah satunya dapat tercipta dalam kegiatan semacam “Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM)”. Penulis yakin pasti akan banyak sektor yang terbantu dalam kegiatan PKM ini, khususnya pada bidang ekonomi dan kesehatan.
Pada agenda IMATELKI, Penulis membaca banyak karya penelitian mahasiswa yang rupanya berasal dari lintas jurusan. Mereka yang mengirimkan naskah tidak hanya berasal dari mahasiswa berlatarbelakang ilmu kesehatan saja. Misalnya dari bidang Psikologi, mahasiswa menggagas ide bertajuk “Hivity: induksi hipnosis berbasis teknologi virtual reality sebagai peningkatan kesehatan mental pasca pandemi”. Bidang teknik informatika membuat sebuah aplikasi “Siap Rawat” dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di era new normal. Jurusan ekonomi memiliki ide usaha rintisan, yakni dried flower grass sebagai alternatif startup di era new normal. Untuk yang bidang sosial meneliti seberapa tinggi minat vaksinasi serta analisis persepsi masyarakat terhadap Covid-19. Terakhir dari kelompok kesehatan dan farmasi mengajukan ide mengenai efektivitas dan keamanan vaksin covid-19 yang dikembangkan menggunakan metode asam nukleat dan ide pemanfaatan kurkumin sebagai imunomodulator melalui sistem pembawa liposom dengan kombinasi sodium alginat dalam terapi kuratif pasien Covid-19. Gagasan-gagasan demikian sangatlah menarik, kreatif, inovatif, dan tentunya solutif serta menjadi contoh realisasi peran mahasiswa dalam upaya meminimalisir penularan Covid-19.
Begitu pula yang dilakukan oleh para mahasiswa Poltekkes Surabaya dalam kegiatan PKM 2021 kemarin, di antaranya yaitu menggagas konsep penyuluhan pencegahan Covid-19 pada kader kesehatan, membuat inovasi alat kesehatan, ide berbagai variasi cemilan sehat bagi penderita penyakit kormobid, dan beberapa produk kewirausahaan di bidang kesehatan seperti Corona kit dan pada bidang ekonomi seperti pemanfaatan limbah sebagai ide bisnis UMKM yang murah dan mudah didapat.
Penyuluhan pencegahan Covid-19 yang dilakukan para mahasiswa Kebidanan Bojonegoro menargetkan para kader kesehatan yang menjadi salah satu lini terdepan dalam mengatasi permasalahan kesehatan. Dalam kegiatan ini, ditekankan untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dan menggerakkan masyarakat agar bersedia mengikuti vaksin, sehingga kondisi kesehatan masyarakat semakin membaik begitupun dengan kondisi ekonomi yang perlahan membaik pula (Usna, Pranawaningtyas, Anastasya, Kirana, & Cantika, 2021). Inovasi pengembangan alat kesehatan yang dilakukan oleh mahasiswa Teknik Elektromedik adalah upaya menciptakan fasilitas penunjang khususnya di sektor kesehatan yang saat ini sangat dibutuhkan karena kurangnya jumlah ketersediaan barang. Contoh inovasi pengembangan alat tersebut adalah Cardiac Monitor Wireless, ECG Holter Monitor, dan Vital Sign Monitor yang berbasis internet of things (Al faruq, Nur, & Mitsalia, 2021), (Wihantara, Berlianti, & Salsabila, 2021), (Surya, Caesaria, & Fauzi, 2021).
Pembuatan variasi cemilan sehat yang dikembangkan oleh mahasiswa Kebidanan Sutomo dan Analis Kesehatan yaitu puding pepaya susu yang berguna bagi penderita penyakit jantung (Rahmawati, Putri, Mauria, & Nur, 2021), jelly kulit kacang bagi penderita asam urat (Primadiani, Subandi, Anjarlena, & Ula, 2021), serta keripik bekatul dan kenikir bagi penderita kolesterol (Putri, Augusty, A’yunin, Rahma, & Armadana, 2021). Penyakit asam urat dan kolestrol adalah salah satu penyakit kormobid yang beresiko besar memperparah infeksi Covid-19 hingga banyak menyebabkan kematian (Satria, 2020). Produk kewirausahaan lainnya yang juga menjadi bagian dari kegiatan PKM tersebut yaitu Corona kit yang dilaksanakan oleh mahasiswa Kebidanan Bojonegoro yang mewakili upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dan pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai sabun oleh mahasiswa Analis Kesehatan yang mewakili ide usaha sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat.
Adapaun corona kit adalah kumpulan perlengkapan penunjang dalam mencegah penyebaran Covid-19. Isi paket corona atau corona kit ini terdiri dari masker, hand sanitizer, tisu basah, tisu kering, set alat makan, totebag, dan berbagai macam vitamin. Corona kit di produksi secara higienis dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu corona kit dijual dengan harga yang lebih murah dari yang ditawarkan oleh produsen lain karena diproduksi dengan jumlah yang banyak dan bahan didapatkan dari pabrik secara langsung (Amelia, Cahyani, Anggi, & Ramadhani, 2021).
Kemudian upaya peningkatan nilai kualitas ekonomi yang diwakilkan oleh kegiatan PKM bidang kewirausahaan berupa pemanfaatan limbah kulit pisang kepok (Musa paradisiaca Linn.) sebagai sabun antimikroba. Kulit pisang kepok mengandung flavonoid, alkaloid, tanin, dan steroid yang berfungsi sebagai antibakteri (Primadiamanti, 2021). Keunggulan dari produk tersebut adalah terbuat dari bahan alami, tanpa bahan pengawet, dan harganya yang terjangkau. Produk ini menggunakan bahan baku yang murah dan mudah didapat yang sangat cocok untuk menjadi peluang bisnis pada masa pandemi. Pola pemasaran yang dilakukan dalam kegiatan kewirausahaan tersebut menggunakan sistem online yaitu dengan memanfaatkan teknologi e-commerce yang meminimalisir para penjual merugi karena sistem penjualannya menggunakan sistem pre-order, perekrutan reseller dan dropship (Maghfirah, Prayitno, Yuliani, & Lailita, 2021).
Beberapa contoh tersebut hanya sedikit gambaran yang dapat mewakili peranan mahasiswa dalam menjadi agen perubahan. Dalam hal ini, kontribusi mahasiswa dalam upaya membantu menuntaskan suatu masalah publik dapat dituangkan melalui gagasan kegiatan PKM. Generasi muda khususnya para mahasiswa diyakini dapat memberikan suatu pengaruh perubahan yang lebih baik bagi Indonesia mendatang. Tidak terlepas seperti apa yang dikatakan oleh Presiden Ir. Soekarno “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Oleh karena itu, saya bercita-cita dan mendorong agar mahasiswa/i IAI Tabah juga mau dan mampu menuangkan gagasannya melalui ide solutif, kreatif, dan inovatif. Tidak hanya menangani isu-isu mengenai Covid-19 saja, namun sebagai mahasiswa diharapkan dapat menawarkan solusi terhadap apapun problem terkini yang tengah mencuat. IAI Tabah sebagai kampus di bawah naungan pondok pesantren, gagasan yang disampaikan dapat diulas dengan diintegrasikan dalam kajian Islam. Karena sejatinya setiap persoalan datang, sifatnya adalah sebagai trigger kita untuk berpikir. Sehingga dari situ akan menghasilkan insan-insan yang berjiwa ulul albab. Tabik!
Penulis: Muhammad N. Hassan, S.Si., M.Sc.