Menurut Teori Konvergensi (aliran klasik pendidikan), dikatakan bahwa karakter, minat dan bakat seseorang dapat dibentuk dari lingkungan dan potensi bawaan sehingga keduanya dapat dikolaborasikan menjadi satu kesatuan. Dalam teori ini dijelaskan lebih lanjut bahwa 2 faktor tersebut berperan penting untuk perkembangan manusia seutuhnya dan dalam Islam, 2 Faktor ini juga disebutkan secara jelas dalam Al-Qur’an, berikut uraiannya.
- Potensi Bawaan
Potensi bawaan ini erat kaitannya dengan paket lengkap yang memang diberikan oleh Allah bagi setiap manusia, sehingga manusia bagaimanapun bentuk dan rupanya itu merupakan makhluk yang paling sempurna dibandingkan makhluk Allah lainnya, hal ini tertera dalam surat At-Tin ayat 4, yang berbunyi:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ
“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”
Potensi bawaan adalah potensi yang dimiliki oleh masing-masing manusia saat dilahirkan di dunia sehingga setiap orangtua perlu memahami hal ini agar tidak ada pembandingan antara satu anak dengan lainnya, hal disebutkan dalam Al-Qur’an surat ayat yang berbunyi:
قُلْ كُلٌّ يَّعْمَلُ عَلٰى شَاكِلَتِهٖۗ فَرَبُّكُمْ اَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ اَهْدٰى سَبِيْلًا ࣖ
“Katakanlah (Muhammad), “Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing.” Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya”.
2. Lingkungan
Lingkungan berperan sangat penting dalam mengoptimalkan potensi bakat anak, lingkungan sendiri merupakan segala hal yang di luar diri anak meliputi benda maupun orang, dalam perkembangannya lingkungan ini secara khusus dibagi menjadi 3 macam yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiganya sangat berkaitan sebagai umpan balik dalam perkembangan bakat anak, sebagai gambarannya anak ketika dilahirkan maka lingkunngan yang berpengaruh besar adalah keluarga yang di dalamnya terdapat peran Ibu, Bapak, kakek, nenek, adik, kakak dan seluruh famili inti yang tinggal dalam kediaman anak, anak akan banyak berinteraksi dengan anggota keluarganya meliputi melihat, mendengar, mengikuti, dan sebagainya sehingga semua yang diserap secara continou akan menjadi karakter. Kemudian terdapat lingkungan masyarakat meliputi tetangga atau anggota keluarga lainnya baik dalam skala kecil maupun besar dan dalam hal ini komunitas juga termasuk lingkungan dalam masyarakat juga berperan sangat masif bagi tumbuhnya bakat bagi anak. Lingkungan yang terakhir adalah sekolah, dalam sekolah seseorang mendapatkan pengetahuan-pengetahuan yang akan bermanfaat bagi seorang anak di masa depannya dan dalam perkembangan bakat seperti berkaitan dengan ragam ekstra kulikuler juga disediakan di sekolah (jurnalis, olahraga dan sebagainya).
Dalam perkembangannya bakat anak dibahas secara disiplin ilmu oleh para ahli pendidikan atau ahli parenting sehingga dicetuskan teori-teori untuk mengidentifikasi bakat anak secara dini seperti menurut abah Rama Royani dalam bukunya Talent Mapping dengan melalui asasment berupa isi koesioner dalam tautan https://temubakat.com/id/index.php/main/disp/tes, kemudian setelah mengisi hal tersebut maka ada hasil yang bisa dibaca, konsep yang perlu dipahami dalam pembacaan hasil (result) adalah terdapat 30 tipologi manusia, gambaran tentang minat dan kompetensi terhadap peran yang dalam hal ini ada 4 warna yang ditampilkan yaitu merah yang memiliki makna potensi kekuatan dominan, kuning potensi kekuatan sedang, putih memiliki arti netral, abu-abu bermakna kelemahan sedang dan hitam potensi paling lemah. Setelah menemukan hal gambaran di atas, maka setiap dari kita sebaiknya fokus terhadap kekuatan yang dapat dikembangkan dan diasah dan menyiasati kelemahan.
Bakat anak dapat diasah soleh orangtua dengan memberikan banyak aktifitas bagi anak sehingga dia dapat mengenali keunikan dalam dirinya sendiri, dan hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua dalam fase ini adalah:
- Bersikap kooperatif terhadap aktifitas-aktifitas yang dilakukan anak
- Bersabar jika belum memahami dan mengetahui bakat yang dimiliki anak
- Tidak kaku terhadap satu hal
- Orangtua bukan memberntuk bakat anak namun memberikan fasilitas terhadap bakat yang dimiliki anak
- Mampu mengkomunikasikan atau memberikan apresiasi dengan anak terkait tindakan yang telah dilakukan
- Nikmati proses yang dilakukan
Bakat anak ini juga dapat dioptimalkan dengan banyak berinteraksi, banyak orang (maksudnya lebih banyak melihat seseorang dari sisi usia dan pekerjaan) dan banyak ragam aktifitas yang dilakukan sehingga apabila dalam melaksanakan tiga hal ini seorang anak menjalaninya dengan mata yang berbinar-binar dan anak menjalaninya dengan waktu yang relatif cepat dengan hasil yang maksimalkan dan jika difokuskan atau dikembangkan terus akan menjadi potensi untuk mendapatkan uang.
Akhirnya perlu dipahami setiap anak adalah unik dengan potensi yang dimiliki, sebagai orangtua wajib memberikan fasilitas demi berkembangnya potensi yang telah dimilikinya bukan menjadi adidaya atau diktator demi tercetaknya sesuai dengan kemauan kita contoh harus menjadi dokter, guru dan sebagainya dan tentu hal ini bukan berkaitan dengan pendidikan agama dan akhlak bagi anak yang role modelnya harus sesuai dengan syariat Islam. Wallahu A’lam.
Penulis; Nur Azizah, M.Pd