Minggu, 22 Juni 2014 pukul 08.00 WIB sebanyak duapuluh dua mahasiswa pecinta bahasa inggris yang tergabung dalam komunitas Be SELF (Berlian Staidra English Language Forum) dan didampingi oleh enam dosen STAIDRA menuju Kampung Inggris Pare Kediri dalam rangka studi banding.
Pukul 13.00 WIB para peserta tiba di Kampung Inggris Pare Kediri dan langsung menuju gedung BEC. Sambutan hangat dari para pelajar BEC dengan penuh rasa sopan santun dan dengan pakaian yang rapi, menunjukkan bahwa pendidikan moral dan kedisiplinan yang tinggi dari seorang panutan, Mr. Kallen, membuat para mahasiswa dan dosen STAIDRA kagum dan makin antusias.
Dalam sambutannya, ketua STAIDRA menyampaikan tujuan dari diselenggarakannya kegiatan ini, yakni memberikan motivasi kepada para mahasiswa STAIDRA agar memiliki semangat dalam belajar bahasa inggris, yang kemudian dapat diaplikasikan dalam percakapan sehari-hari didalam kampus. Beliau menegaskan walaupun STAIDRA bukanlah kampus berbahas Inggris namun beliau bertekad untuk mewujudkan lingkungan komunikasi berbahasa inggris bagi semua elemen mulai dari dosen hingga mahasiswa, hal ini dilakukan demi terwujudnya kampus billingual STAIDRA.
Pemberian motivasi semakin lengkap dengan sambutan dari Mr. Kallen, pendiri BEC. Pria yang pernah belajar di Gontor selama 4 tahun ini menceritakan sejarah pendirian BEC. Keinginannya belajar bahasa Inggris berawal dari banyaknya sejumlah media cetak yang pada zaman dulu yang tidak luput dari kata atau kalimat berbahasa inggris. Namun pengalaman yang paling menyadarkan beliau adalah kegagalan masuk menjadi karyawan di beberapa perusahaan ternama pada tahun 1971an karena kurang terampil berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris.
Bagi Mr Kallen, sudah saatnya bahasa Inggris menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia terutama para pelajar. Dengan memiliki ketrampilan berbahasa Inggris, peluang dan kesempatan yang berharga juga lebih mudah diraih. Mr Kallen mengisahkan, pernah suatu ketika salah satu dosen sekolah tinggi di Kediri dikirim ke Australia untuk mengikuti pelatihan namun beliau dipulangkan karena tidak memiliki kemapuan berkomunikasi bahasa inggris.
Acara berlanjut dengan mengunjungi lingkungan belajar BEC dengan dipandu oleh para pelajar BEC. Kesempatan ini banyak digunakan mahasiswa STAIDRA untuk menggali informasi tentang system pendidikan mulai dari tingkat basic hingga tingkat advance. Dalam kegiatan ini para pelajar BEC yang telah berada pada level Mastering System (MS) juga mengenalkan peserta tentang system debat yang efektif di BEC.
Berangkat dari program kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi semangat mahasiswa STAIDRA mempelajari bahasa inggris dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan di kampus. Sehingga lambat laun bukan hanya mahasiswa yang tergabung dalam komunitas pecinta bahasa inggris saja, namun semangat ini dapat menular kepada seluruh komponen dalam STAIDRA baik dosen maupun mahasiswa yang lain. Dan juga penerapan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar di dalam kelas adalah menjadi harapan kedepan STAIDRA. Tentu saja hal ini perlu mendapat dukungan yang maksimal baik dari pihak perguruan tinggi maupun para mahasiswa dalam mengawal kegiatan pengembangan bahasa inggris di STAIDRA demi terwujudnya kampus billingual STAIDRA berlian(Budiman).