IAI TABAH–Ahad (19/11), Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah Lamongan kedatangan empat mahasiswa UIN Sunan Ampel dari luar negeri, di antaranya Hakim Nordin (Malaysia), Muttaqin (Malaysia), Akeedah (Thailand), dan Kauser (Turkey). Kegiatan hari ini bertajuk “International Cross-Culture Sharing Session” yang dihadiri oleh masing-masing perwakilan program studi, duta kampus, pengurus BEM, ketua LPM, pejabat rektorat, serta kaprodi.
Kegiatan diawali dengan menikmati panaroma pantai Kempala desa Kemantren, lalu kunjungan di pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah, dan dilanjut mengikuti forum pertukaran budaya di aula KH. Musthofa IAI TABAH.
Pra acara diisi dengan penampilan Tari Rahayuning Sendang dari mahasiswi PIAUD semester tiga. Selanjutnya acara sharing session dibuka langsung oleh Rektor IAI TABAH Dr. Alimul Muniroh, M.Ed, menyampaikan bahwa mahasiswa harus bisa mengakses informasi dan belajar dari manapun. Momen ini dapat dijadikan sebagai pertukaran budaya satu sama lain dalam bentuk apapun.
“IAI Tabah bermitra dengan UINSA sudah lama. Bentuk pertukaran budaya salah-satunya adalah bisa saling sharing ilmu dari prodi yang sama dan belajar bahasa Indonesia serta budaya Indonesia bersama teman-teman mahasiswa IAI TABAH. Perbedaan daerah tidak menjadi soal, karena itu hanya teritorial saja. Kita semua saudara, bisa menjadi teman dan keluarga. Nanti ke depannya kita dapat membuat kegiatan bersama lainnya,” kata Rektor dalam sambutan pembukanya.
Senada dengan Rektor, Ahmad Mashadi, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAI Tabah menyampaikan dengan mengenalkan berbagai budaya yang ada di IAI TABAH dan masyarakat pesisir Lamongan, maka akan semakin menguatkan label lembaga keguruan ini sebagai kampus yang berorientasi pada pembangunan masyarakat di tingkat global. “Disisi lain, budaya masyarakat pesisir dan IAI TABAH akan lebih mendunia dan diharapkan juga berdampak positif terhadap hubungan UIN Sunan Ampel Surabaya dan IAI TABAH Lamongan, khususnya melalui lembaga perguruan tinggi ini.
Pada acara sharing session bersama keempat mahasiswa luar negeri tersebut, seluruh mahasiswa sangat antusias menyimak pemaparan serta beberapa ada yang bertanya, seperti Ahmad Zahrur Ridho (HES 1), Mohammad Solihan Hanafi (PAI 3), dan Fitriyah (KPI 5). Masing-masing bertanya terkait alasan mereka memilih untuk kuliah di Indonesia, tips bisa kuliah di luar negeri bagi yang mempunyai keterbatasan ekonomi, dan apa benefit kuliah di luar negeri selain mengenal budaya dari luar.
Adapun di akhir sesi, mahasiswa dari Malaysia, Thailand, dan Turkey tersebut menyatakan terkesan dengan IAI TABAH. Mereka kaget dengan sambutan yang sangat baik yang di berikan oleh ibu rektor dan para dosen serta mahasiswa IAI TABAH.
Mereka juga sangat berterima kasih karena telah dijamu dengan baik dengan makanan serta suasana yang ada di IAI TABAH, khususnya di halaman belakang karena langsung dapat menikmati indahnya pantai dan udara yang sejuk.
“Meskipun belum lama tinggal di Indonesia, namun saya rasa tinggal di Indonesia itu menyenangkan (karena) orang Indonesia ramah, baik, dan sangat menghargai antar sesama,” ucap Kauser mahasiswa PIAUD UINSA asal Turkey sebelum mereka pamit meninggalkan IAI TABAH.
Kegiatan pertukaran budaya ini menjadi langkah awal kerjasama antara Office of International Affairs UIN Sunan Ampel Surabaya dengan IAI TABAH Lamongan. Semoga kegiatan semacam ini dapat dijadikan suntikan semangat bagi mahasiswa IAI TABAH pada umumnya, yang tahun depan IAI TABAH akan melaksanakan program KKN Internasional di Malaysia dan Thailand. (N.Hasan/Ed.Fatih)