Oleh: Siti Fahimah, M.A. (Kaprodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir IAI Tarbiyatut Tholabah Lamongan)
Pemuda hari ini adalah generasi milinial, mereka hidup pada periode perubahan yang luar biasa baik dalam bidang sosial, ekonomi maupun teknologi, sehingga banyak nilai-nilai dan pandangan hidup yang mengalami perubahan mengiringi kondisi tersebut, oleh karenanya generasi milenial hari ini harus bisa menangkap tantangan dan peluang yang muncul, karena merekalah yang akan memegang masa depan, sebagaimana pepatah arab شَبَابُ الْيَوْمِ رِجَالُ الْغَدِ yang artinya “Pemuda di hari ini, adalah pemimpin di masa yang akan datang”.
Dalam mengisi masa depan, maka generasi milinial harus cerdas terhadap perubahan yang terjadi, terutama adanya teknologi, karena teknologilah yang ikut memberikan pengaruh besar terhadap perilaku meraka, mereka bisa berjauhan dengan manusia tetapi mereka tidak bisa berjauhan dengan teknilogi, diantaranya adalah prilkau streaming native yang kian poluler. Sehingga pemuda generasi milenial baik yang berada di pesantren maupun luar pesantren harus cerdas teknologi.
Tetapi selain itu ada beberapa pergerseran dalam tradisi dulu dan haria yaitu pertama, mencari makna dalam kekacauan, kondisi ini tidak ditemukan sebelumnya dimana mereka harus mencari makan ditengah tidak menentunya sebuah informasi, banyaknya nilai yang berubah dari zaman dulu dan hari ini dan juga tuntunan hidup yang konpleks. Kedua, dari materialisme ke pengalaman, pemuda hari ini lebih memandang budaya materialistis ke kondisi pencarian pengalaman yang lebih real, sehingga mereka harus menentukan arah antara apa yang terdapat dalam hal materialistik ke kondisi yang tudak terlupakan.
Ketiga, pekerjaan dan karir yang bermakna, banyak pemuda sekarang yang menjadi orientasi pertama adalah karir masa depan mereka, contohnya dalam Pendidikan, generasi dulu Ketika mengenyam Pendidikan yan dijadikan orientasi adalah sebagai ibadah dan mencari ilmu adalah sebuah kewajiban, tetapi tidak hari ini, pilihan jurusan adalah orientasi kedepan mau bekerja sebagai apa, karena itu sudah menjadi passion mereka, bahkan banyak yang hanya mencari kursus untuk menunjang pekerjaan mereka, sehingga Lembaga formal yang akhirnya tidak lagi sesuai dengan tuntutan generasi hari ini, ini juga PR tersendiri bagi Lembaga formal.
Ke empat adalah Teknologi sebagai Sarana dan Rintangan, perkembangan teknologi yang berkembang hari ini sangat massive, maka pemuda generasi milinieal harus pandai menyaring untuk perkembagan hidup bermaknanya mereka, karena hidup berbarengan dengan teknologi banyak positif dan juga negatifnya, maka mereka harus bisa memanfaatkan teknologi tersebut dengan sebaik mungkin dan juga harus memannfaatkan dengan maksimal, dan yang terakhir adalah mengubah tujuan sosial dan lingkungan, pemuda hari ini banyak yang memanfaatkan isu-isu sosial dalam lingkungan tetapi mereka cuek dengan kondisi sosial, ini adalah dua hal yang bertolak belakang, zaman dulu manusia saling peduli terutama yang belum bersentuhan dengan lingkungan metropolis alias yang hidup di desa, tetapi hari ini baik di desa maupun di kota sudah saling hidup individualis, yang mereka pentingkan adalah gaya hidup yang modern.
Sementara dalam pandangan Islam untuk mengahadapi pergeseran pandangan hidup generasi milinial harus mempunyai tingkat religiusitas yang cukup sehinga mereka Ketika mencari makan hidup lebih mengarahkan pada Tuham, harus ingat bahwa tugas manusia adalah sebagai kholifah, maka misi ini harus dijalankan sebagai bentuk membangun tujuan hidup, kemudian adalanya keseimbangan karena dunia saja tidak aka nada selesainya dan akhirat saja yang menjadi tumpuhan juga akan ketinggalan jadi harus ada keseimbnagan hidup, yang tidak kalah pentingnya adalah etika dan integritas, mulai pudarnya etika generasi miliniela menjadi PR besar bagi semua lini baik Pendidikan formal maupun non formal, kerana mayoritas generasi milenial ini tidak begitu memandang penting etika dan juga integritas, yang mereka junjung adalah kehidupan yang glamor yang dijadika sebagai passion mereka.
Tetapi semua itu tidak akan terlaksananya dengan baik tanpa adanya ilmu, sebagaimana yang disitir dalam al-Quran Surat al-Isra’ ayat: 36:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًا
Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
Ayat tersebut mengajak Bersama-sama selalu belajar dalam segala hal, karena sesuatu walupun itu adalah baik tetapi kalua tidak ada ilmu didalamnya maka semua akan tidak menjadi sesuatu yang profesioanal bahkan itu menjadi tanggung jawab bagi pelakunya, Maka tulisan ini bertujuan untuk menjalankan hidup dengan balance atau seimbang natara dunia dan ahkirat, antara kepentingan dunia dan kemaslahatan yang akan mengikutinya yang tentunya semua harus dibarengi dengan ilmu di dalamnya. Sehingga Generasi Milenial bisa mengadaptasi nilai-nilai tradisional dengan tantangan dan peluang era modern. Dalam prosesnya, generasi ini membentuk ulang cara-cara membangun makna dan tujuan, menggambarkan perubahan dinamis dalam pandangan dunia yang berkelanjutan.