MODERASI BERAGAMA DI HARI NATAL

by | Dec 25, 2021 | Opini

Moderasi dalam bahasa arab disebut Wasathiyyah berarti tengah-tengah, wajar, seimbang dan tidak ekstrem. Moderasi beragama adalah sikap atau perilaku di tengah-tengah, tidak ekstrem atau tidak berlebihan dalam beragama. Pada dasarnya, moderasi beragama bertujuan untuk menciptakan toleransi dan kerukunan bagi umat antar beragama. Akan tetapi, dalam penerapannya, moderasi beragama tentu memiliki batasan-batasan atau ukuran untuk mengukur apakah  dinyatakan bersikap ekstrem atau moderat.

Ucapan Selamat Hari Natal dari umat Islam seolah menjadi isu tahunan yang masih hangat dibahas, dimana seseorang masih banyak memperdebatkan tentang bagaimana hukum memberikan ucapan  Selamat Hari Natal. Sebagian pendapat mengemukakan bahwa ucapan tersebut sebagai sebuah ucapan selamat biasa  yang wajar disampaikan pada orang yang merayakannya. Terlebih lagi, apabila yang merayakan adalah orang-orang yang aktivitas sehari-harinya berkaitan dengan kita seperti teman satu kelas dalam belajar, rekan kerja, atau partner bisnis yang sering kita jumpai.

Disisi lain, Sebagian pendapat mengemukakan bahwa sikap moderasi beragama tidak harus ditunjukkan dengan memberikan ucapan Selamat Hari Raya Natal, tetapi cukup dengan memberikan kesempatan bagi mereka yang merayakannya. Ketika seseorang berada pada dilingkungan yang semuanya adalah muslim, tidak ada yang merayakan Hari Raya Natal dilingkungannya,  tentu tidak memberikan ucapan pun tidak masalah.

Hukum yang ditetapkan para ulama’ berbeda-beda dapat disebabkan karena pengetahuan agama dan pengetahuan tentang kondisi lingkungan yang dihadapi berbeda-beda. Oleh sebab itu, toleransi tidak hanya perlu dilakukan pada pemeluk agama lain yang sedang merayakan natal namun juga perlu memberikan toleransi pada sesama agama islam yang memilih untuk memperbolehkan atau tidak memperbolehkan mengucapkan selamat natal sehingga tercipta rukun dan damai dalam perbedaan.

 Penulis; Nafilatur Rohmah, M.Pd

Editor; Intihaul Khiyaroh,M.A