Pelataran parkir kampus IAI TABAH dengan gestur-gestur properti ala teater sebagai backgroundnya (2/09/2020), Teater Ilat menyelenggarakan sharing bersama pelaku seni teater sekitar wilayah pantura (Surabaya, Gresik, Lamongan, Tuban) yang bertajuk “Sambung Sinambung Sedulur”, hal ini dilakukan sebagai bentuk protes, yang beberapa bulan kemarin berisolasi diri atas pandemi yang melanda.
Pada kesempatan itu inisiatif dari rekan-rekan Teater Ilat untuk bisa sharing bersama secara langsung sekaligus silaturrahim temu kangen. Pada kesempatan tersebut diisi dengan art performance secara spontan dan dialog untuk membuka khasanah keilmuan kita terutama perkembangan seni teater. Alhamdulillah dialognya terasa aktif dengan topik yang sangat “serius” tapi “santai”, mendalami perkembangan teater wilayah pesisir pantura, suatu kajian yang sangat perlu dicermati. Sebab pesisir utara Jawa memiliki peran penting sebagai jalur perdagangan Nusantara di masa lalu.
Pembauran masyarakatnya dengan masyarakat daerah lain, termasuk dari mancanegara, juga sudah terjadi sejak dulu. Tak hanya sekedar menghidupkan perekonomian masyarakatnya, namun posisi strategis itu juga mampu menciptakan ruang-ruang kreativitas. Selain itu, pesisir utara Jawa juga memiliki warisan kebudayaan yang beragam. Sebagai daerah pesisir yang bersifat terbuka, kebudayaan lokal (local wisdom) yang dimiliki masyarakatnya, kemudian mendapat pengaruh dari kebudayaan luar, terutama Islam. Namun, seiring perkembangan zaman, warisan kebudayaan yang telah menjadi tradisi turun temurun tersebut perlahan-lahan mulai memudar. Ajang kreativitas masyarakatnyapun tak jarang mengalami hambatan akibat ketiadaan ruang-ruang kreasi bahkan ditambah dengan keberadaan pandemi yang sebagian dari pelaku seni tersebut “terdampak”. Insyaallah kegiatan ini diagendakan diselenggarakan secara kontinyu di komunitas-komunitas teater yang ada di Pantura, Aamiin… Salam budaya (shc)