Diikuti oleh seluruh lembaga di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah menggelar upacara bendera memperingati Hari Santri Nasional 2017 dengan mengusung tema Santri Mandiri NKRI Hebat. Petugas upacaranyapun dari pihak guru/ustadz, komandan kompi langsung dipimpin oleh kepala madrasah masing-masing dan rektor. begitupun pembina upacaranya adalah Bapak Drs. H. Fathurrohman yang juga Ketua Yayasan PP. Tarbiyatut Tholabah dalam sambutan upacaranya yang mengutip amanah PBNU; Momentum Hari Santri hari ini perlu ditransformasikan menjadi gerakan penguatan paham kebangsaan yang bersintesis dengan keagamaan. Spirit “nasionalisme bagian dari iman” perlu terus digelorakan di tengah arus ideologi fundamentalisme agama yang mempertentangkan Islam dan nasionalisme. Islam dan ajarannya tidak bisa dilaksanakan tanpa tanah air. Mencintai agama mustahil tanpa berpijak di atas tanah air, karena itu Islam harus bersanding dengan paham kebangsaan. Hari Santri juga harus digunakan sebagai revitalisasi etos moral kesederhaan, asketisme, dan spiritualisme yang melekat sebagai karakter kaum santri. Etos ini penting di tengah merebaknya korupsi dan narkoba yang mengancam masa depan bangsa. Korupsi dan narkoba adalah turunan dari materialisme dan hedonisme, paham kebendaan yang mengagungkan uang dan kenikmatan semu. Singkatnya, santri harus siap mengemban amanah, yaitu amanah kalimatul haq. Berani mengatakan “iya” terhadap kebenaran walaupun semua orang mengatakan “tidak” dan sanggup menyatakan “tidak” pada kebatilan walaupun semua orang mengatakan “iya”. Itulah karakter dasar santri yang bumi, langit dan gunung tidak berani memikulnya, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzaab ayat 72. Hari ini santri juga hidup di tengah dunia digital yang tidak bisa dihindari. Internet adalah bingkisan kecil dari kemajuan nalar yang menghubungkan manusia sejagat dalam dunia maya. Ia punya aspek manfaat dan mudharat yang sama-sama besar. Internet telah digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan kebaikan dan dakwah Islam, tetapi juga digunakan untuk merusak harga diri dan martabat seseorang dengan fitnah dan berita hoaks. Santri perlu ‘memperalat’ teknologi informasi sebagai media dakwah dan sarana menyebarkan kebaikan dan kemaslahatan serta mereduksi penggunaannya yang tidak sejalan dengan upaya untuk menjaga agama , jiwa, nalar, harta, keluarga, dan martabat seseorang. Kaidah fikih: al-muhâfadhah ala-l qadîmis shâlih wa-l akhdzu bi-l jadîdi-l ashlah senantiasa relevan sebagai bekal kaum santri menghadapi tantangan zaman yang terus berubah. Setelah pengibaran bendera selesai dilanjutkan dengan parade puisi oleh santri MI, MTs, MA, SMK dan IAI Tabah. Serta ditutup dengan Tausiyah dan do’a oleh KH. Moh. Nasrullah Baqir selaku pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan. (SHC)